perbedaan steak
Wisata Kuliner

Perbedaan Steak Dry-Aged vs. Wet-Aged: Mana yang Lebih Lezat dan Mengapa?

Posted On Februari 7, 2025 at 2:31 pm by / No Comments

Saat berburu steak berkualitas, pematangan daging atau aging steak menjadi faktor penting yang mempengaruhi rasa dan tekstur. Dua metode yang paling umum digunakan adalah dry-aged steak dan wet-aged steak. Keduanya memiliki perbedaan steak yang signifikan, mulai dari proses pematangan hingga cita rasa yang dihasilkan. Lalu, mana yang lebih enak, dry-aged atau wet-aged steak? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap perbedaan dry-aged dan wet-aged steak, kelebihan serta kekurangannya, sehingga Anda bisa menentukan pilihan terbaik sesuai selera.

Perbedaan Steak: Apa Itu Dry-Aged Steak?

Perbedaan steak
Perbedaan steak Dry-Aged atau Wet-Aged by The Spruce Eats

Dry-aged steak adalah daging yang mengalami proses pematangan dalam kondisi suhu dan kelembapan terkontrol selama beberapa minggu. Selama proses ini, enzim alami dalam daging membantu memecah serat otot, menghasilkan tekstur yang lebih empuk dan cita rasa lebih kaya. Selain itu, kadar air dalam daging berkurang, menciptakan rasa yang lebih intens dan khas, sering digambarkan memiliki sentuhan nutty atau umami.

Metode dry-aging steak biasanya dilakukan di ruang khusus dengan sirkulasi udara yang baik untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Karena prosesnya membutuhkan waktu lama dan menyebabkan penyusutan berat daging, harga steak dry-aged cenderung lebih mahal dibandingkan metode lainnya. Namun, banyak pecinta steak menganggap bahwa perbedaan steak dry-aged dan wet-aged sangat terasa, dengan dry-aged steak menawarkan tekstur lebih lembut dan cita rasa lebih kompleks.

  1. Mana yang Lebih Juicy, Dry-Aged atau Wet-Aged?

Salah satu faktor utama dalam memilih steak adalah tingkat juiciness atau kelembapan daging setelah dimasak. Wet-aged steak cenderung lebih juicy karena selama proses pematangannya, daging tetap berada dalam kemasannya tanpa kehilangan cairan. Sebaliknya, dry-aged steak mengalami penyusutan kadar air, yang membuat rasa lebih intens tetapi dengan kelembapan yang lebih sedikit.

Meski begitu, perbedaan dry-aged dan wet-aged steak dalam hal juiciness juga dipengaruhi oleh cara memasak. Teknik memanggang yang tepat, seperti menggunakan suhu tinggi untuk membentuk kerak luar (searing), dapat membantu mempertahankan kelembapan steak. Oleh karena itu, baik steak dry-aged maupun steak wet-aged dapat tetap juicy asalkan dimasak dengan metode yang benar.

2. Mana yang Paling Empuk, Dry-Aged atau Wet-Aged?

Tekstur yang empuk adalah salah satu faktor penting dalam memilih steak berkualitas. Dry-aged steak memiliki kelembutan yang lebih khas karena proses pematangannya memungkinkan enzim alami memecah serat otot secara perlahan. Hasilnya, tekstur steak dry-aged lebih lembut dan mudah dikunyah, memberikan pengalaman makan yang lebih premium.

Di sisi lain, wet-aged steak juga tetap empuk, tetapi dengan karakter yang berbeda. Karena daging tetap dalam kemasan vakum selama pematangan, kelembapan tetap terjaga, sehingga teksturnya lebih kenyal dan juicy. Jadi, jika mencari perbedaan dry-aged dan wet-aged steak dalam hal kelembutan, dry-aged steak unggul dalam hal tekstur halus, sementara wet-aged steak lebih elastis dan lembut alami.

3. Mana yang Punya Rasa Lebih Kuat, Dry-Aged atau Wet-Aged?

Selain tekstur, cita rasa juga menjadi faktor utama dalam memilih steak. Dry-aged steak memiliki rasa yang lebih kuat dan kompleks karena proses pematangannya mengurangi kadar air dan mengembangkan karakter umami yang khas. Banyak yang menggambarkan steak dry-aged memiliki aroma nutty, sedikit buttery, dan lebih kaya dibandingkan metode pematangan lainnya.

Sebaliknya, wet-aged steak menawarkan rasa daging yang lebih segar dan alami. Karena tidak mengalami oksidasi udara selama pematangan, rasa steak wet-aged lebih bersih dan lebih ringan. Jadi, dalam hal perbedaan dry-aged dan wet-aged steak, dry-aged steak cocok bagi pencinta rasa daging yang intens, sedangkan wet-aged steak lebih pas bagi mereka yang menginginkan rasa daging yang lebih original dan juicy.

4. Mana yang Lebih Mahal, Dry-Aged atau Wet-Aged?

Harga menjadi salah satu faktor penting dalam memilih steak, terutama antara dry-aged steak dan wet-aged steak. Steak dry-aged cenderung lebih mahal karena proses pematangannya memakan waktu lebih lama dan menyebabkan penyusutan berat daging. Selain itu, kebutuhan ruang khusus dengan suhu dan kelembapan yang terkontrol menambah biaya produksi.

Sebaliknya, wet-aged steak lebih terjangkau karena pematangannya lebih cepat dan tidak menyebabkan banyak penyusutan. Metode wet-aging steak juga lebih efisien untuk produksi massal, sehingga lebih sering ditemukan di supermarket dan restoran. Jadi, jika mempertimbangkan perbedaan steak dari kedua jenis ini dari segi harga, wet-aged steak lebih ekonomis, sementara dry-aged steak menawarkan pengalaman premium dengan harga lebih tinggi.

5. Mana yang Lebih Mudah Ditemukan, Dry-Aged atau Wet-Aged?

Jika berbicara tentang ketersediaan di pasaran, wet-aged steak jauh lebih mudah ditemukan dibandingkan dry-aged steak. Metode wet-aging steak lebih umum digunakan di industri karena lebih cepat, hemat biaya, dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sebagian besar steak yang dijual di supermarket dan restoran menggunakan teknik wet-aging untuk mempertahankan kesegaran dan juiciness daging.

Sebaliknya, dry-aged steak lebih langka dan biasanya hanya tersedia di restoran steak premium, butcher shop khusus, atau produsen yang memang fokus pada aging daging. Proses pematangannya yang memakan waktu serta penyusutan berat daging membuat stoknya lebih terbatas dan harganya lebih mahal. Jadi, dalam hal perbedaan dry-aged dan wet-aged steak, jika mencari steak dengan akses lebih mudah dan harga lebih terjangkau, wet-aged steak adalah pilihan yang lebih praktis.

6. Perbedaan Steak: Mana yang Lebih Cocok untuk Dimasak di Rumah?

Bagi pecinta steak yang ingin memasak sendiri di rumah, memilih antara dry-aged steak dan wet-aged steak bisa menjadi pertimbangan penting. Wet-aged steak lebih mudah diolah karena tidak memerlukan teknik memasak khusus dan tetap juicy meskipun dimasak di wajan atau panggangan biasa. Selain itu, ketersediaannya di supermarket membuatnya lebih praktis bagi siapa saja yang ingin menikmati steak berkualitas di rumah.

Di sisi lain, dry-aged steak memerlukan perhatian lebih dalam proses memasak karena kadar airnya yang lebih rendah. Untuk mendapatkan hasil terbaik, teknik reverse searing atau memanggang dengan suhu rendah sebelum searing bisa membantu mempertahankan kelembapan dan menciptakan kerak luar yang sempurna. Jadi, dalam hal perbedaan steak dry-aged dan wet-aged, wet-aged steak lebih ramah bagi pemula, sementara dry-aged steak lebih cocok bagi mereka yang ingin bereksperimen dengan teknik memasak steak premium.

Resep dan Cara Memasak Dry-Aged dan Wet-Aged Steak di Rumah

Cara Bikin Steak Ayam Rumahan
Image by -Rita-👩‍🍳 und 📷 mit ❤ from Pixabay

Untuk menikmati dry-aged steak atau wet-aged steak dengan hasil terbaik, Anda perlu memilih teknik memasak yang sesuai. Berikut resep sederhana yang bisa Anda coba di rumah:

1. Resep Dry-Aged Steak dengan Reverse Searing

Bahan:

  • 1 potong dry-aged steak (Ribeye atau Striploin, 250-300 gram)
  • Garam laut kasar dan lada hitam secukupnya
  • 1 sdm mentega
  • 2 siung bawang putih, geprek
  • 2 tangkai rosemary atau thyme

Cara Memasak:

  1. Panaskan oven hingga suhu 120°C. Letakkan dry-aged steak di rak oven dengan loyang di bawahnya.
  2. Panggang selama 30-45 menit hingga suhu internal mencapai 50°C (untuk medium-rare).
  3. Keluarkan steak dan diamkan selama 10 menit.
  4. Panaskan wajan dengan api besar, tambahkan mentega, bawang putih, dan rosemary.
  5. Sear steak selama 30 detik per sisi hingga terbentuk kerak kecoklatan yang renyah.
  6. Diamkan selama 5 menit sebelum disajikan.

2. Resep Wet-Aged Steak dengan Metode Searing Klasik

Bahan:

  • 1 potong wet-aged steak (Tenderloin atau Sirloin, 250-300 gram)
  • Garam laut kasar dan lada hitam secukupnya
  • 1 sdm minyak zaitun
  • 1 sdm mentega
  • 2 siung bawang putih, geprek
  • 2 tangkai thyme atau rosemary

Cara Memasak:

  1. Keluarkan steak dari kulkas dan diamkan selama 30 menit hingga mencapai suhu ruang.
  2. Taburkan garam dan lada di kedua sisi steak.
  3. Panaskan wajan dengan api besar, lalu tambahkan minyak zaitun.
  4. Sear steak selama 2 menit per sisi untuk mendapatkan medium-rare.
  5. Tambahkan mentega, bawang putih, dan rosemary, lalu siramkan lelehan mentega ke atas steak selama 1 menit.
  6. Angkat steak, diamkan selama 5 menit sebelum diiris dan disajikan.

Kesimpulan: Memilih Dry-Aged atau Wet-Aged Steak Sesuai Selera

Baik dry-aged steak maupun wet-aged steak memiliki keunikan masing-masing yang dapat disesuaikan dengan selera dan preferensi Anda. Jika menginginkan steak dengan rasa yang lebih intens, tekstur lembut, dan cita rasa khas umami, maka steak dry-aged adalah pilihan terbaik. Sebaliknya, jika lebih menyukai steak yang juicy, segar, dan lebih ekonomis, maka steak wet-aged bisa menjadi opsi yang lebih praktis.

Dalam memahami perbedaan steak dry-aged dan wet-aged, penting untuk mempertimbangkan cara pematangan, harga, serta teknik memasak yang sesuai. Apa pun pilihan Anda, baik dry-aged steak maupun wet-aged steak, keduanya dapat memberikan pengalaman makan yang lezat jika dimasak dengan teknik yang tepat. Selamat menikmati steak favorit Anda! 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Designed by

best down free | web phu nu so | toc dep 2017